Kamis, 13 Agustus 2009

aswatama putra kuda




putra kuda, itulah olok olok yang diberikan sejak kecil kepada aswatama. karena ayahnya resi drona dulu konon ketika sedang menuju tanah jawa dari tanah atas angin merasa kesulitan menyeberangi samudera. hingga dia berteriak berkata "apapun yang muncul yang bisa menyeberangkanku kalo wanita kujadikan istri kalo lelaki kujadikan saudara". dan munculah wujud kuda sembrani yang bisa terbang, celakanya kuda itu wanita. maka drona yang masih bernama bambang kombayana terpaksa menerima. dia naik ke atas kuda dan dalam ledekan jawa karena saking enaknya kombayana mundur mundur dan ahirnya kena (disingkat jadi dur na). maka hamilah sang kuda. dan ketika sampe tanah jawa melahirkanlah sang kuda. bayi laki laki tampan bernama aswatama. konon dengan jejak yang masih berupa jejak kuda.

kombayana mengusir sang kuda. dan bermaksud untuk mengingkari janjinya. ternyata kuda tadi bidadari khayangan yg dikutuk. dan dapat ruwat setelah bertemu dan mengantar drona menyeberangi laut. maka kembalilah dewi tadi ke khayangan sambil meninggalkan anak dan sebuah senjata sakti. maka aswatama sejak kecil diasuh oleh ayahnya dan tak memiliki kasih ibu. dia besar diolok olok sebagai putra kuda. drona sangat kasih kepada anaknya. konon aswatama mewarisi ilmu ayahnya walo sebenernya dia sering diolok olok sebagai orang bodoh dan cuma ditempatkan sebagai pembantu saja dalam keraton hatsinapura. dia cuma disuruh suruh oleh pangeran kurawa kesana kemari sebagai lebih sebagai seorang cantrik saja. begitulah kisah kehidupan sang aswatama putra kuda.

tetapi sejarah berbalik begitu cepat. dalam perang bharata yudha aswatamalah yang digunakan sebagai nama pancingan sehingga resi drona menyerah. caranya sangat cerdik dengan mengatakan bahwa anaknya sang aswatama sudah mati, sehingga sang resi kehilangan semangat hidup bersemadi minta mati hingga saat itu drestajumna menebas batang lehernya. tetapi pada ahirnya aswatamalah yang membayarkan karma pandawa. dia membunuh srikandi sebagai bentuk karma kepada resi bhisma. dia habiskan drestajumna sebagai bentuk karma kepada ayahnya resi drona. dia juga habiskan seluruh anak pandawa kecuali satu parikesit sebagai bentuk pembalasan atas dendam dendam kurawa yang dihabiskan dalam perang bharata yudha. dan itulah sang aswatama. seorang yang tak di nilai karena dikira tak berbahaya tak punya kesaktian apa apa. tapi berhasil menamatkan sanak kadang pandawa dalam satu malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar