Sabtu, 08 Oktober 2011

jayabaya membasmi hama



raden jayabaya sedang berbicara dengan punokawan di hutan gendhana. raden jayabaya sedang prihatin mencari dimana hilangnya tunangannya dewi sri sutiknawati yang diculik gandarwa. tiba tiba datanglah resi daneswara dan harya sugsara. sang resi meminta agar raden jayabaya mau membantu menghilangkan hama sawah dan tumbuh tumbuhan. sang raden menyanggupi dan segera berangkatlah ke areal persawahan di niladusa.

jayabaya mengetahui bahwa rusaknya tanaman karena dikeroyok oleh belalang dalam jumlah snagat banyak. raden jayabaya segera memakai minyak pranawa. seketika mengetahui sang raja belalang bernama prabu kithaka, maka terjadilah perang dimana raja belalang dan juga semua pengikutnya mengaku kalah. segera disuruh untuk membawa semua pasukan belalang untuk keluar dari areal persawahan disana. segera para belalang dan juga hama hama yg ada pergi meninggalkan persawahan tersebut.

tiba tiba ada cahaya terang jatuh didepan raden jayabaya ternyata ada pandita yang sowan. beliau memperkenalkan diri bernama resi kumbayana putra resi bratadi dari hastina. sang resi ingin ikut membantu sang raden untuk memberantas hama. tiba tiba ada babi bule ngamuk. terjadilah peperangan antara babi bule melawan raden jayabaya. babi bule kalah dan berusaha lari dikejar oleh raden jayabaya. kemudian masuk ke dalam wisma kencana. kemudian tampak disana duduk dewi pertiwi.

raden jayabaya segera menghaturkan sembah kepada dewi pertiwi dan diberi senjata berupa busur panah bernama tripusara, setelah menerima pusaka jayabaya dan anak buahnya segera melanjutkan pekerjaanya memberantas hama. segera naik ke gunung kandha dan perang dengan rajanya tikus rabu hiranwaka dan patih jinada. raja tikus dan pasukannya kalah, kemudian segera memberi petunjuk bagaimana mengolah sawah yang benar. setelah memberi petunjuk kemudian raja tikus dan pasukannya segera pergi.

kemudian raden jayabaya perang dengan raja burung, dipanah segera kembali ke wujud semua hyang emprit anjala segera menghilang, kemudian perang dengan raja celeng, dipanah segera kembali ke wujud semula hyang sungkara.

dengan sirnanya penghalang tadi maka resi kumbayana berkata bahwa didekat situ ada telaga yang menjadi sumber dari hidupnya para hama. maka segera mereka menuju ke telaga. telaga dicemplungi busur tripurusa. seketika telaga mendidih dan keluarlah hyang gundala seta. beliau mengatakan tobat kapok tidak akan mengganggu tanaman lagi. setelah diampuni segera hyang gundala seta menghilang. setelah selesai memberantas hama maka prabu jayabaya segera melanjutkan upayanya menemukan dewi sutiknawati.

1 komentar:

  1. Agak bingung. Kalo di Pustaka Rajapurwa Dewi Sutiknawati anak Patih Sutikna di Hastina. Dia juga istri Prabu Yudayaka, anak Prabu Parikesit dengan Dewi Jati Resmi. Jadi hidupnya jauh sebelum jaman Jayabaya.

    BalasHapus